« Home | selingkuh II » | RAFTING AT CISADANE, WEST JAVA » | Enjoy Jakarta.Pulang kantor hari Kamis malam, 8 De... » | SELINGKUH » | Pengalaman berbulan madu di Jogja sungguh menyenan... » 

Saturday, March 25, 2006 

MAGIC DI ERA MODERN

Zaman dulu dan sekarang sangat berbeda. Sekarang segala sendi dan detak kehidupan kita tidak lepas dari nalar, logika, perhitungan dan sistematik. Kita bangun tidur, dibangunkan oleh beker yang bekerja dengan tenaga baterai dan perhitungan detik dari per, mur dalam jam beker. Bangun, langsung kita nyalakan tv atau radio yang hidup dari listrik dialirkan oleh bemeter-meter kabel dibawah tanah. Menyiapkan sarapan pagipun demikian, dengan kompor gas kita tinggal me”nut” alias memencet tombol on, beberapa menit mendidihlah air. Belum lagi 1 jam, jalanan didepan rumah kita sudah penuh kendaraan roda dua atau empat yang berpacu memburu waktu, membunyikan klakson sekeras mungkin agar diberikan jalan.

Sekarang tidak ada sedetikpun kehidupan kita tidak lepas dari perhitungan rumit yang teraplikasi menjadi benda-benda yang diciptakan untuk kemudahan bagi kita sendiri. Hidup dijaman sekarang sungguh enak. Segalanya tinggal pilih, tersedia dimata kita. Dan segalanya pun dapat dijelaskan dengan logika, bisa dihitung.

Tapi aku dilahirkan dengan lingkungan yang sedikitnya masih menggunakan benda yang bisa dibilang kuno. Ibuku masih menggunakan kompor minyak. Dirumahku tidak ada AC, kalau panas keringatan cukup ambil kipas sate yang mampu mengusir kegerahan dibadan. Orang tuaku masih menjalankan kehidupannya dengan tidak memakai benda modern.Bahkan bapakku masih sering menggunakan mesin tik yang tempo lalu masih dikatagorikan sesuatu modern (tapi sekarang tidak lagi, sudah ketinggalan jaman).

Setelah aku bersuami, ternyata tidak jauh berbeda dengan keluarga baruku itu. Kakak iparku masih sering memasak air dengan menggunakan anglo dan arang batok kelapa. Belum lagi jika masak sayur bayam, bersusah payah mesti menunggu arangnya merata terbakar. Sempat pula aku tanyakan kenapa mesti repot memasak sayur bayam pakai anglo (dengan arang) segala. Alasannya simple, bau khas dari arang itu yang dicari.

Untuk hal kecil seperti itu tidak akan membawa perubahan besar, paling-paling hanya membangkitkan nostalgia kita tempo waktu masih kecil. Memasak pakai arang, gerah diusir pakai kipas, pergi pakai sepeda ontel, atau lainnya. Tapi semua itu bukan apa-apa, atau bisa aku bilang bukan hal yang mengerikan dibandingkan dengan magic,santet,pelet dijaman modern sekarang ini.

Magis. Sebenarnya bukan hal baru buatku dan keluarga. Bukan hal baru tapi hingga sekarang masih saja mampu membuat kami sekeluarga merinding. Kami sekeluarga berasal dari pulau yang paling tua di Indonesia, atau lebih dikenal pulau KALIMANTAN. Nah, untuk hal yang disebut magis, pelet,santet, atau apalah, bukan hal asing lagi buat masyarakat Kalimantan umumnya. Konon untuk ilmu santet yang paling berbahaya adalah dari pulau kami dilahirkan ini!... Ironis ya, sepatutnya hal itu bukan hal yang menyeramkan buat kami sekeluarga.

Santet itu sendiri pernah menyapa kami sekeluarga pada tahun 1994 untuk pertama kalinya. Konon salah satu keluarga dekat kami sendiri yang mengirimkan angin jahat itu. Dan setelah menderita kurang lebih 1 bulan Bapak dan ibuku terbang ke kampung halaman untuk mengobati penyakit aneh itu. Aku sendiri pun pernah mengalami tergila-gila pada seseorang yang ternyata dia memberikan “pengasih” . Dan sekarang adikku menderita sakit aneh , setiap awal minggu dia selalu merasa sangat lemah, jantungnya sering sakit berpindah-pindah. Dan berkat bantuan salah seorang temannya, penyakit aneh itu mulai terkuak. Itu bukan karena penyakit yang bisa diberantas dengan meminum obat-obatan atau terapi, tapi .. ya itu tadi, karena santet.

Percaya tidak sih, dijaman yang katanya modern, segala sesuatunya bisa dijelaskan dengan logika, perhitungan dan nalar yang pasti, kita masih disinggung oleh hal-hal yang tidak masuk akal. Aku sendiri tidak tau bentuk konkrit dari santet itu apa. Apakah berwujud hantu,jin yang menyebarkan rasa sakit, menutupi pikiran dan hati kita, atau berwujud seperti kabut semata ?... Tidak ada orang awam yang dapat melihat wujudnya. Cuma akibatnya saja yang bisa dirasakan.

Kalau sudah begini, cuma ikhtiar saja yang kita cari. Usaha dengan bantuan orang alim dan ayat-ayat suci dari Alquran yang mampu menangkalnya. Itu pun tidak pernah kita bisa ukur dengan nalar kita kan ? Segalanya kita pasrahkan pada YME , meyakini bahwa yang batil akan kalah dengan keimanan kita pada YME.

Ujung dari pembahasan ini aku ingin jabarkan bahwa sebagian orang masih berpikir singkat. Lebih baik menebarkan teror halus kepada saingan atau musuhnya dengan jalan santet untuk mempersingkat perjalanan meraih kesuksesan. Lebih puas jika musuhnya menderita tanpa ketauan siapa yang menyebabkannya, karena toh, tidak pernah terbukti dengan pasti kan ?... Well itu pikiran picik ! atau bukan picik lebih tepat itu pikiran Pengecut ! Ya .. itu pengecut yang Cuma berani bertindak dibelakang tirai hitam. Jadi berhati-hatilah teman, tidak selamanya sesuatu yang kuno akan tersisihkan oleh yang modern. Buktinya santet,pelet tidak pernah lekang oleh waktu!

Galuh, Tangerang , 25-26 feb 06, 1.59 WIB

Counter
Free Website Counter